Posted by : hildan geo Rabu, 02 November 2011

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Lulusan program studi geografi masih sedikit sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan tenaga ahli di bidang tersebut. Hal itu dikatakan Dekan Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Suratman, di sela-sela pertemuan jaringan Center of Natural Resources Development (CNRD), di Yogyakarta, Selasa (25/10/2011).
"Dari sekitar 500-an perguruan tinggi di Indonesia, baru sekitar 27 perguruan tinggi yang memiliki program studi geografi," katanya.
Menurut dia, setiap perguruan tinggi di Indonesia idealnya memiliki satu program studi geografi. Dengan demikian, mampu memenuhi kebutuhan tenaga pengajar, praktisi, dan peneliti geografi.
"Jika jumlah ahli geografi terpenuhi, maka bisa meringankan beban pembangunan wilayah, masalah lingkungan, dan perpetaan," ujar Suratman.
Menurut Suratman, jumlah ahli geografi di Indonesia, masih sangat sedikit jika dibandingkan negara lain. Ia menyebutkan, kebutuhan tenaga geografi yang kompeten baru terpenuhi 10 persen. Ia mengatakan, program studi geografi yang masih sedikit itu juga diikuti dengan kurangnya jumlah guru mata pelajaran geografi di tingkat sekolah. Satu guru harus memegang kendali mata pelajaran geografi untuk semua tingkatan yang berbeda.

Kondisi itu menyebabkan pembelajaran geografi dari tingkat dasar menjadi tidak maksimal. Selama ini, di satu sekolah baik jenjang SD, SMP maupun SMA hanya menyediakan satu guru geografi. Idealnya, setiap SD harus ada minimal tiga guru untuk mengawal kelas 1-6, SMP sedikitnya tiga guru, dan SMA minimal enam guru.
"Selama ini mata pelajaran geografi hanya diajarkan di IPS, maka akan kami usulkan untuk dikembangkan di IPA," kata Suratman.
Menurut dia, telah diakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan standar guru geografi, di antaranya dengan menempatkan lulusan program studi geografi untuk menduduki jabatan dosen. Hal itu dimaksudkan agar terjadi peningkatan di institusi, yang diharapkan bisa menjaring kerja sama lebih luas termasuk sampai ke luar negeri.
Suratman mengatakan, selama ini kesenjangan kebutuhan tenaga geografi cukup tinggi. Misalnya, tidak memiliki laboratorium, tidak ada profesor, dan jumlah doktor yang sedikit sehingga menjadikan posisi tawar Indonesia lemah.
"Padahal, bencana dan masalah lingkungan tidak pernah habis. Oleh karena itu, selain meningkatkan program studi geografi dengan lulusan berkualitas, kami juga akan mengusulkan geografi sebagai mata pelajaran yang terintegrasi di semua kurikulum khususnya pada 2014," katanya.

INFO TERKINI

EVEN TAHUNAN "GEOGRAFI MEMBUMI 2014" DILAKSANAKAN PADA MINGGU 18 MEI 2014. DIHARAPKAN UNTUK PENDAFTARAN ON THE SPOT DATANG KE GEDUNG AK. ANSHORI PUKUL 07.00 WIB MAKSIMAL 30 MENIT SEBELUM ACARA DIMULAI !!

Popular Post

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © HMPS Pendidikan Geografi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -